Friday, March 16, 2018

Mengajarkan Anak Membaca Sejak Dini?

Games Level 5: Hari ke-6 Mengajarkan Anak Membaca Sejak Dini?

Berbagai pro dan kontra tentang anak usia dini, apakah boleh belajar membaca, menulis dan berhitung masih menjadi pembicaraan di masyarakat. Berbagai penelitian dan pendapat yang mendukung bahwa anak usia dibawah 7 tahun boleh untuk belajar calistung, dan penelitian lain berbeda pendapat bahwa anak pada usia tersebut jangan diberikan pelajaran calistung. Mereka khawatir bila anak sejak kecil sudah dipaksakan belajar, lama kelamaan akan menjadi bosan dan justru ketika saatnya usia SD mereka justru akan mogok sekolah.

Alasan kontra tersebut selaras dengan penelitian seorang ahli psikolog perkembangan anak dari Swiss, Jean Piaget, seperti yang dituangkan oleh Afin Murtie pada bukunya Mengajari Anak Calistung dengan Bermain. Ia menyatakan bahwa pendidikan membaca, menulis dan berhitung jangan sampai diperkenalkan kepada anak-anak dibawah usia 7 tahun. Alasannya, karena pada masa itu anak-anak belum dapat berpikir operasional konkret sehingga ditakutkan pelajaran tersebut akan membebani mereka yang belum mampu untuk berpikir secara terstruktur. Sementara itu kegiatan calistung sendiri didefinisikan sebagai kegiatan yang memerlukan cara berpikir terstruktur, sehingga tidak sesuai bila diajarkan pada anak usia dibawah 7 tahun. Apalagi pada anak-anak usia bayi dan balita. Piaget mengkhawatirkan otak anak-anak tersebut menjadi terbebani dan tujuan awal mencerdaskan anak menjadi dilema karena justru anak-anak menjadi tidak bahagia dan tidak bisa menikmati kehidupan mereka.

Tetapi Jim Trelease menunjukkan dalam bukunya yang bertajuk The Read Aloud Handbook bahwa mengenalkan membaca kepada anak dapat dimulai semenjak anak mulai mampu mengikuti gerakan kita dengan penglihatannya. Ini sekitar usia 4 bulan.

Selain Jim Trelease ada beberapa peneliti lainnya yang menyangkal pendapat Piaget tersebut, diantaranya :
  • Glenn Doman dengan kartu flash-nya, dimana ia menunjukkan bahwa pada bayi jauh lebih mampu belajar dari yang kita bayangkan.
  • Howard Gardner, psikolog perkembangan dari Amerika, tentang cara memandang calistung sebagai sebagian kecil keterampilan yang seharusnya diperoleh anak, seperti motorik dan sensorik.
  • Dr. Marian Diamond, Profesor University of California-Berkeley, menyimpulkan bahwa pada umur berapapun semenjak manusia lahir hingga meninggal dunia sangat memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan mental melalui rangsangan lingkungan
  • Elisabeth G. Hainstock, Penemu metode montessori, menyatakan bahwa puncak perkembangan otak anak adalah saat usia pra sekolah.(Bunda Ranis)

Dari beberapa teori di atas akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa anak belajar calistung semenjak dini bukanlah hal yang tabu. Sangat bisa dan tetap membuat mereka bahagia. Pada masa komunikasi prasimbolik, setiap rangsanan komunikasi memberi pengaruh yang sangat besar bagi keterampilan komunikasi anak, termasuk di dalamnya kemampuan berbahasa dan berpikir. Di masa golden age inilah, anak harus mendapat stimulus yang tepat agar mereka benar-benar dapat tercetak menjadi generasi emas yang dapat memajukan bangsa dan negara. Kuncinya hanya terletak pada cara transfer pengetahuan calistung itu sendiri.

Bila kita dapat menemukan cara atau metode yang tepat dan efektif dalam membaca bagi anak usia dini tanpa mengesampingkan kesenangan mereka, kenapa tidak kita optimalkan saja potensi anak di saat periode keemasan tersebut. Kuncinya adalah kita harus mengikuti dunianya anak-anak, yaitu bermain. Jadi pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga anak tidak merasa terpaksa dan dibebani. Pembelajaran dilakukan sambil bermain, maka anak akan lebih mudah paham dan dapat mengingat untuk jangka yang panjang. 

Mamak sendiri mulai memperkenalkan Janna dengan buku di usia Janna yang ke 3 bulan. Buku pertama Janna yaitu soft book keluaran Carters 


Buku ini sekarang masih suka dibuka-buka juga oleh Janna. Apalagi sekarang tangannya sudah bisa mencet-mencet, semakin seru Janna memainkan bukunya. Karena membaca itu menyenangkan. :)





No comments:

Post a Comment