Resume Presentasi Kelompok #2
Hal yang bisa kita lakukan sebagai orangtua adalah membekali anak sedini mungkin dengan pendidikan seksual yang layak, sesuai ajaran agama.
Banyak ayat yang menceritakan tentang hubungan seks, penciptaan manusia, dan perbuatan keji (zina), yaitu:
Q.S Al Mukminun [23]: 13
Q.S Al Insan [76]:2
Q.S Al Ahqaf [46]:16
Ayat-ayat Al Quran di atas dengan jelas membicarakan tentang tempat yang menjadi tempat keluarnya anak, tentang nutfah dan perkembangannya di dalam rahim perempuan, tentang penciptaan manusia dari campuran dua macam nutfah, sperma laki-laki dan sel telur perempuan, serta perkara lainnya yang berhubungan dg seks dan hasratnya.
Lantas apa saja Adab yang sebaiknya diajarkan oleh orang tua dimasa kanak-kanak terkait pendidikan seks?
1. Adab Meminta Izin
terdapat di Q.S An Nur [24]: 58-59
Dari ayat tersebut di atas, orang tua dapat mulai:
a. Mengenalkan adab masuk kamar orang tua, mulai dengan membiasakan mengucap salam atau mengetuk pintu terlebih dahulu.
b. Mulai mengenalkan 3 waktu dan keadaan, yakni apa itu dan kapan waktu sebelum sholat fajar, waktu tengah hari, dan waktu setelah sholat isya'.
c. Anak berwenang penuh atas tubuhnya. perihal meminta izin bukan saja dibiasakan kepada anak, tetapi juga pada orang tua. Dalam hal ini orang tua sebaiknya perlu meminta izin jika ingin menyentuh anak, misalnya memeluk atau mencium. Mungkin banyak orang yua yang merasa hal ini bukanlah masalah karena itu merupakan upaya menunjukkan rasa sayangnya pada anak. Akan tetapi pernahkah terbayangkan bagaimana suatu saat nanti, diluar sana ada orang lain yang ingin menyentuhnya dengan alasan 'sayang'? Sungguh berbahaya bukan? Maka sebaiknya orang tua pun membiasakan diri meminta izin pada anaknya, dan anak punya hak penuh untuk keputusannya, mengizinkan atau tidak. ( ref : ruasdito )
2. Adab Melihat
Mengajarkan adab melihat kepada mahram atau bukan mahram, batas aurat yang tidak boleh dilihat atau yang dianggap boleh dilihat secara umum, khususnya kepada anak saat masih dalam usia kanak-kanak bertujuan agar anak mengenal dan terbiasa mengetahui mana yang halal untuk dilihat dan mana yang haram. Sebab, dalam pandangan itu terdapat kebaikan untuk dirinya dan keistiqamahan akhlaknya saat ia mencapai usia balig dan dewasa.
Berikut ini uraian adab melihat lawan jenis yang harus diajarkan, dikenalkan dan dibiasakan pada anak sejak dini:
a. Mengenalkan konsepsi diri (gender)
b. Mengenalkan konsep "mahram", dari pengenalan mengenai siapa saja keluarga inti dan keluarga besar hingga ke nasab.
c. Pengenalan anggota tubuh, kemudian memperluas dengan identifikasi konsep "aurat".
d. Membiasakan adab yang baik dalam pergaulan. Mulai kenalkan konsepsi "ikhtilat" (campur baur antara laki-laki dan perempuan) serta konsepsi "khalwat" (berdua saja dengan lawan jenis yang bukan mahram).
e. Membiasakan mengalihkan pandangan dari yang bukan mahram jika tidak ada tujuan tertentu melihat.
f. Menanamkan kewaspadaan atau penjagaan diri sendiri, terkait aurat pribadi.
g. Menanamkan adab saat ke tempat pemandian umum, khususnya bagi anak-anak perempuan agar dibatasi/ dilarang.
h. Memastikan bahwa di usia 4 tahun anak sudah menyadari bahwa dirinya memiliki aurat (kemaluan dan pantat) yang harus dijaga.
Maka penting, di usia 4 th anak telah terbangun kesadarannya melakukan konsep "thoharoh" (bersuci) secara mandiri seperti menjaga kebersihan mulut, alat kelamin, cara wudhu, mandi dll.
Adab Melihat yang dikenalkan dan dibiasakan kepada anak-anak khususnya usia ini harus diperhatikan oleh setiap pendidik dengan menekankan pada pemberian keteladanan yang baik dalam mengamalkannya.
3. Adab Menjauhkan Diri dari Hasrat dan Rangsangan Seksual
Disini tanggung jawab pendidik (orangtua)dalam mengajarkan dan menjauhkan anaknya dari hal-hal yang mengundang nafsu dapat terwujud dalam dua sisi
a. Pengawasan Internal
- tidak memberi kesempatan anak melihat adegan tidak senonoh
- ortu menyadari bahaya keberadaan tv, media sosial, dll
- tidak membiarkan anak bertindak semaunya tanpa pengawasan, seperti melihat konten nyanyian dan gambar sekalipun kartun tapi banyak kartun yg mensisipi dengan unsur ikhtilath dan pornografi,
b. Pengawasan Eksternal
- Bijaksana mengenalkan media sosial dan perangkatnya
- Menjauhkan mengenalkan bioskop
- Mengenalkan dan membiasakan diri anak dengan identitas dan prinsip-prinsip Islaminya (mawas diri terhadap pengenalan busana membuka aurat/ trend busana masa kini)
- Memastikan lingkungan tumbuh kembang anak adalah lingkungan yg aman dari tindakan zina
- Menjauhkan anak dari pemandangan yang mengumbar aurat di lingkungan masyarakat atau media sosial
- Menjauhkan anak dari pergaulan bebas
- Menyarankan mendekati teman yang shalih
Ada juga sarana lain bagi kita sebagai orang tua untuk memasukkan pendidikan2 positif terhadap anak seperti berikut :
- Memberi kesadaran ➡ jelaskan ALASAN kenapa melakukan suatu hal
- Memberi peringatan ➡ jelaskan KONSEKUENSI melakukan sesuatu terutama hal yg dilarang
- Memberi ikatan/aturan ➡ tanamkan NORMA2 keluarga, budaya, sosial dan paling utama adalah agama. Meyakini bahwa Allah selalu mengawasi hambaNYA.
Jika anak sudah dikenalkan dan dibiasakan terdidik dengan iman kepada Allah maka pasti menjadi manusia yang benar dan tumbuh menjadi pemuda yang bertakwa, tak mudah tergoda syahwat, insyaaAllah.
Untuk saat ini kami baru mengajarkan janna adab melihat. Ketika mandi ataupun selagi bermain, sudah mulai disounding tentang hal ini. Namanya anak 21 bulan dikasi tau gini, angin lalu saja kelihatannya..haha. Mudah-mudahan seringnya disounding lama-lama masuk juga ke dalam ingatannya. Amiin
Mungkin bisa juga bahasa lebih simpelnya adab malu ya maak.. Malu kalau dilihat auratnya, malu kalau melihat aurat orang lain, malu bila berkata kasar... cmiiw
ReplyDelete