Saturday, April 21, 2018

Belajar Matematika Sejak Bayi

Aliran Rasa Games Level 6 Menstimulasi Matematika Logis pada Anak


Janna semakin sensitif dengan angka

Menurut Cambridge Dictionary, definisi Matematika adalah ilmu tentang logika yang berhubungan dengan angka, bentuk, dan ruang. Seringkali orang menganggap kalo Matematika itu sama dengan menghitung, dan apapun yang berhubungan dengan Matematika berkaitan dengan angka. Padahal banyak cabang Matematika, misalnya seperti geometri, topologi, logika, dan lainnya yang gak perlu pake angka loh (sebagai gantinya, menggunakan simbol atau notasi).


Logika sendiri berasal dari kata Yunani kuno logos yang artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika juga sering disebut dengan logike episteme atau ilmu logika yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
Dalam hidup, logika memiliki peran penting. Karena logika berkaitan dengan akal pikir. Banyak kegunaan logika antara lain:

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara    rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
Kecerdasan matematika logis merupakan kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran dengan benar, mengolah alur pikiran yang panjang dan mencerna pola-pola logis atau numeris.

Pada dasarnya setiap anak dianugerahi kecerdasan matematika logis. Gardner(1999:12) 
Kita bisa mengenalkan pertama kali pemahaman konsep matematika sejak usia dini dari lingkungan sekitar kita dan pengalaman sehari-hari anak serta memberikan stimulasi yang mendukung. Tentu saja hal ini dilakukan tanpa paksaan dan tekanan, dan melalui permainan-permainan. Dalam pendidikan anak, peran orangtua tak tergantikan dan rumah merupakan basis utama pendidikan anak. Banyak permainan eksplorasi yang bisa mengasah kemampuan logika matematika anak, namun tentu hal ini harus disesuaikan dengan usia anak. Saat anak balita bermain pasir, anak sesungguhnya sedang menghidupkan otot tangannya yang melatih motorik halusnya sehingga kelak anak mampu memegang pensil, menggambar dan lain-lain. Dengan bermain pasir anak sesungguhnya belajar estimasi dengan menuang atau  menakar yang kelak semua itu ada dalam matematika. (Damayanti,Ratna,Dwi dan Wahyuni 2005:21)
kesalah pahaman banyak membuat arah pendidikan murid-murid di Indonesia jadi salah sasaran. Banyak orangtua murid dan guru yang mengejar ambisi untuk menjadikan murid-muridnya sebagai anak-anak yang jago berhitung, sampai harus ikut les metode berhitung cepat segala.
Padahal jika kita lihat dari sisi aplikatifnya, apakah tokoh-tokoh besar dalam dunia Matematika dan sains seperti Einstein, Penrose, Alan Turing, John Nash, yang sudah begitu banyak memberikan sumbangsih pemikiran terhadap teknologi dan pemahaman kita terhadap alam semesta, memiliki kemampuan berhitung super cepat seperti human calculator? Nggak, kalau adu hitung cepat, mungkin Einstein pun akan kalah dengan Scott Flansburg yang dijuluki human calculator itu.
Sebaliknya, apakah mereka yang memiliki kemampuan berhitung super cepat seperti kalkulator, berarti otomatis akan memberikan kontribusi besar dalam penemuan sains dan teknologi bagi perkembangan peradaban manusia? Belum tentu juga.

ketika orangtua sudah mulai merangsang kecerdasan logis matematis dirumah, maka akan lebih mudah bagi anak menerima konsep matematika ketika mulai masuk sekolah. 

Dengan demikian anak akan menyukai pelajaran matematika karena matematika ternyata ada disekitar mereka dan mereka mengetahui tujuan belajar matematika. Matematika bukan lagi jadi subjek yang membosankan, tapi justru asyik, seru, dan menantang untuk dipelajari! 

 sumber:

https://imadiklus.com/penerapan-pendidikan-matematika-logis-untuk-anak-usia-dini/
https://www.viva.co.id/blog/sosial/656293-10-ciri-ciri-anak-yang-cerdas-matematika-logis
https://www.zenius.net/blog/15863/matematika-bukan-berhitung
http://wendigusfan.blogspot.co.id/2014/11/manfaat-matematika-dalam-kehidupan.html?m=1

No comments:

Post a Comment