Monday, June 19, 2017

NHW#5 Membuat Desain Pembelajaran

Materi yang diberikan pada minggu ke-5 yaitu “Learning How to Learn” Belajar Bagaimana Caranya Belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang dibuat. Sehingga ketika membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.

Pada NHW kali ini, peserta matrikulasi diminta untuk praktek membuat desain pembelajaran masing-masing. Peserta diberikan kebebasan dalam pengerjaannya, sehingga memunculkan rasa keingintahuan tentang apa itu desain pembelajaran.


Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya menjadi anak yang soleh, pintar, cerdas serta membanggakan, yang tentu saja bisa disebut idaman. Namun tidak mudah mendapatkan atau membentuk anak idaman pada masa sekarang ini.
Membentuk anak idaman harus dimulai dengan membentuk orang tua idaman. Cita-cita untuk memiliki anak idaman hanyalah bualan jika orang tua masih memiliki gaya hidup yang konsumtif dan mengukur segala sesuatu dengan materi. Maka dari itu, tujuan pembelajaran saya yaitu menjadi orang tua idaman,
orang tua harus menjadi petarung dalam menuntut ilmu.

Untuk menjadi orang tua idaman bagi anak, orang tua seyogyanya menjalankan fungsi orang tua dengan baik. Fungsi-fungsi tersebut adalah Fungsi Pathfinder, Empowering dan Alignment. 

Fungsi Pathfinder, membimbing anak untuk kehidupan. Membimbing ini bukan hanya membantu anak untuk menemukan cita-cita jangka panjangnya saja namun juga membantu anak menemukan jalan dan proses yang benar untuk mencapai visi besar kehidupan mereka. 

Fungsi selanjutnya adalah fungsi empowering, orang tua harus mendidik anak dengan nilai-nilai kebaikan agar mereka diterima dalam kehidupanya. Dalam hal ini akhlak dan adab-adab sesuai nilai-nilai islam wajib diajarkan kepada anak-anak. Mengenalkan anak kepada Tuhannya, Rasulnya, Kitabnya dan rukun iman, serta mengajarkan agama dengan baik adalah termasuk ke dalam fungsi ini. Fungsi empowering ini bukan hanya menerapkan good value kepada anak namun membantu anak menemukan softskill dan hardskill mereka.

Lalu kemudian adalah fungsi alignment. Orang tua harus menyatukan visi jangka pendek dan panjang anak, yang artinya orang tua harus duduk bersama anak menyatukan cita-cita dunia dan akhirat anak. Orang tua, terutama ayah harus dapat melihat potensi seluruh anggota keluarga untuk menjadi sumber kekuatan bagi keluarga untuk mencapai kesuksesan jangka panjang keluarga tersebut.




Setelah tujuan dan sasaran – sasaran pembelajaran kita tetapkan, maka langkah berikutnya adalah menyusun strategi untuk mencapainya.
Sebagaimana kita ketahui, strategi digunakan atau diterapkan untuk menjawab berbagai permasalahan situasi dan kondisi dalam upaya pencapaian tujuan.
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan dan menerapkan strategi pembelajaran:



Apa yang harus dipelajari?
Pokok bahasan adalah hal – hal yang harus dipelajari  untuk memenuhi sasaran pembelajaran. Sasaran pembelajarannya adalah “Mengetahui fungsi orang tua”, maka apa yang harus dipelajari peserta adalah:
1. Memahami Fungsi orang tua
2. Cara menjadi orang tua idaman


Dua hal itulah yang disebut dengan pokok bahasan. Tentu saja pokok bahasan ini dapat mengandung sub – sub pokok bahasan. Contohnya sub – sub dari pokok bahasan nomor 2 yaitu:
a. Prinsip SMART
 b. Menyusun Rencana Harian
 c. Mengatasi Hambatan (problem solving)

Berapa Lama mempelajarinya?
Mengidentifikasi ketersediaan waktu merupakan bagian dari penentuan strategi pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada metode apa yang tepat untuk membantu proses belajar. Contoh, memahami fungsi orang tua dengan metode membaca mungkin akan memakan waktu lebih lama dibandingkan metode role-play. 

Di mana sebaiknya pembelajaran dilakukan?
Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja, baik secara online maupun offline. 

Cara apa yang tepat untuk mempelajari dan mendapatkan pemahaman?
Di tahapan ini kita menentukan metode pembelajarannya. Tentu saja berdasarkan 3 informasi sebelumnya yang sudah dianalisa. Rangkuman contohnya sebagai berikut:
 



Kegiatan apa saja untuk mendapatkan pemahaman terhadap aktivitas pembelaaran?
Setelah metode dan pendekatannya ditentukan, maka langkah berikutnya merumuskan aktivitas pembelajarannya. Langkah ini merupakan penjabaran dari metode – metode pembelajaran.

Media dan peralatan apa saja yang mendukung aktivitas pembelajaran?
 Media dapat berupa buku bacaan, website, dan apa saja yang dapat mendukung proses pembelajaran.

Bagaimana cara mengetahui keberhasilan/belum berhasil mencapai sasaran pembelajaran?
dalam strategi pembelajaran, indikator yang telah ditentukan dalam learning objective harus diketahui sudah tercapai atau belum. Caranya dengan melakukan evaluasi pembelajaran. 

Design pembelajaran kemudian dijabarkan menjadi sebuah lesson plan (rencana pengajaran). Lesson plan berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam sesi – sesi pembelajaran secara bertahap.  

Monday, June 12, 2017

NHW #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH





NHW#4 ini saya tulis sambil menahan sakitnya payudara bengkak yang kesenggol saja sakitnya minta ampuun..

Karena materi NHW#4 sangat panjang untuk dituliskan di sini, untuk itu kali ini saya langsung kepada jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Jawaban :
Setelah merenung dan mengikuti diskusi di wa grup, saya akan mengubah jawaban pada NHW#1. Sebelumnya saya memilih ilmu ikhlas untuk dijadikan jurusan ilmuyang akan saya kuasai. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari mak Asti selaku fasilitator grup, dimana NHW#1 merupakan passion kita maka saya akan mengambil ilmu Parenting sebagai ilmu yang akan saya kuasai

b.  Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Jawaban:
Checklist pada NHW#2 sudah sebagian saya jalankan. Mengingat saya memiliki bayi berumur 6 bulan yang masih sangat membutuhkan perhatian saya, maka saya mengerjakan checklis sesuai dengan kemampuan saya. Namun, sejauh ini saya berusaha untuk terus memperbaiki diri dengan cara lebih dapat mengatur waktu dengan baik.

b.Baca dan renungkan kembali  Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Contoh :
Seorang Ibu setiap kali beraktivitas selalu memberikan inspirasi banyak ibu-ibu yang lain. Bidang pelajaran yang paling membuatnya berbinar-binar adalah “Pendidikan Ibu dan Anak”. Lama kelamaan sang ibu ini memahami peran hidupnya di muka bumi ini adalah sebagai inspirator.
Misi Hidup : memberikan inspirasi ke orang lain
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator

Jawaban :
Setelah merenungkan apa maksud Allah menciptakan seorang saya ke muka bumi, Allah sudah juga memberikan bekal yang cukup untuk menunjang misi saya dalam hidup ini.

c. Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

Contoh :  Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka Ibu tersebut menetapkan  tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh sebagai berikut :

1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang

Jawaban :
Tahapan ilmu yang harus dikuasai yaitu :
1.    Ilmu komunikasi
2.    Ilmu psikologi anak
3.    Ilmu parenting : ilmu-ilmu seputar pengasuhan, manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga.
4.    Ilmu tentang berbagi manfaat kepada orang banyak

d.  Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

contoh : Ibu tersebut menetapkan KM 0 pada usia 21 th, kemudian berkomitmen tinggi akan mencapai  10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang  di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Sejak saat itu setiap hari sang ibu mendedikasikan 8 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskannya bersama dengan anak-anak.  Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone  yang ditetapkan oleh ibu tersebut  adalah sbb  :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha

Jawaban :
Mungkin km 0 saya dimulai lebih terlambat dibanding ibu-ibu yang lain
saya memulai km 0 ketika anak pertama saya lahir
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai ilmu gizi dan tumbuh kembang anak
KM 1 – KM 2 ( tahun 2) : Menguasai ilmu psikologi anak
KM 2 - KM 3 (tahun 3) : Menguasai Ilmu seputar pengasuhan anak  
KM 3 – KM 4 (tahun 4) : Menguasai Ilmu tentang dan remaja
KM 4 – KM 5 (tahun 5) : Menguasai Ilmu pengelolaan manajemen diri dan keluarga
KM 5 - KM 6 (tahun 6) : Menguasai ilmu tentang berbagi manfaat dengan orang banyak


e. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Jawaban :
lnsudah sedikit dimasukkan, nanti direview lagi

f. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
Bismillah.. semoga Allah mudahkan
aamiin


                                 

Monday, June 5, 2017

NHW#3 Membangun Peradaban dari Dalam Rumah


Seperti biasa, sebelum mengerjakan NHW saya akan tuliskan di sini resume materi ke-3, sebagai backup catatan bagi saya.

PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
“ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya ”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.

Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.
Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?

PRA NIKAH
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.
Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.

Karena,
ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK

NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?

Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?

Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?
Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?

Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.

Karena,
IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.

Karena
Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang
Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.

Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan
Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

Setelah belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini belajar mempraktekkannya satu persatu.

Tugas NHW pekan ini dikategorikan menjadi 3, yaitu bagi yang belum, menikah, yang sudah menikah, dan bagi single parent. Alhamdulillah saat ini saya sudah hampir 2 tahun menikah, dan sudah dikaruniai seorang anak perempuan.

a.    Awalnya sulit bagi saya untuk mengerjakan NHW ini,karena peserta NHW diminta untuk menuliskan surat cinta kepada suami. Pernikahan kami dulu tidak melalui proses pacaran, jadi ini merupakan surat cinta pertama saya. Saya tidak tau bagaimana menulis surat cinta, sampai-sampai mencari kata kunci “surat cinta” di google.hehehe. umur sudah kepala 3 tapi baru pertama kali menulis surat cinta?

Dalam menuliskannya saya kucing-kucingan dengan suami, menunggu suami tidak ada di rumah, nah ketika suami tidak ada di rumah, saya disibukkan pula dengan segala keperluan bayik dan urusan rumah tangga yang tidak selesai-selesai.fyuh.. ternyata untuk menulis surat cinta dibutuhkan effort yang tinggi. Akhirnya surat cinta selesai sehari sebelum waktu pengumpulan NHW. Saya letakkan surat cinta pertama saya itu di atas laptop suami. 

(penampakan surat cinta, amplopnya aja yaa^^)

Respon suami ketika suami melihat surat itu:
“ehey..ada apa ni? Ciee..cieee..”

Kemudian respon setelah membaca isi surat, suami jadi kalem gitu sambil bilang gini, “makasih ya dek surat cintanya”

Hanya itu? tak sebanding dengan effort yang telah saya keluarkan dan respon ini diluar ekspektasi saya..hahaha. saya pikir bakal ada kecupan manis yang mendarat di kening.wekeke. mamak-mamak kebanyakan nonton sinetron ya gini ini.

Setelah menuliskan surat cinta, saya seperti jatuh cinta kembali kepada suami, diingatkan kembali akan perasaan-perasaan masa pengantin baru dulu. Setelah menuliskannya, saya seperti disadarkan kembali bahwa suami memang layak menjadi ayah dari anak-anak saya.

b. Menenai potensi anak, belum banyak yang dapat saya gali. Karena bayik masih berusia 5,5bulan. Diusia yang masih tak berdaya ini, perkembangannya Alhamdulillah baik, bayik tidak cengeng dan tidak bau tangan. Yang menonjol dari anak-anak seusianya yaitu, bayik anaknya ramah sekali, selalu membalas senyuman orang dan mengajak bicara dengan bahasanya, padahal mama dan babanya tergolong pendiam. Semoga bayik tumbuh sehat dan bermanfaat bagi umat. Aamiin

c. Kekuatan potensi diri saya. Saya orang yang teguh pendirian, suka belajar hal baru, dan ingin berubah menjadi lebih baik. Saya juga menonjol di bidang art, saya merupakan lulusan arsitektur dengan IPK memuaskan dari perguruan negeri favorit. Dengan berlatar belakang hal-hal tersebut semoga saya dapat menjadi istri dan ibu kebanggaan keluarga. Ibu yang bisa mendidik calon-calon pemimpin umat, sebagaimana visi pernikahan kami. Untuk itu, dimulai pada saat cuti melahirkan saya habis, saya sudah stay di rumah untuk membersamai keluarga. Agar perhatian saya kepada keluarga tercurah 100% tanpa terganggu dengan urusan yang lain. Semoga Allah mudahkan perjalanan ini. Aamiin..

d. Saya tinggal di lingkungan padat penduduk di pemukiman mengengah kebawah. Sebagian warga pergi pagi pulang malam dan sebagian ibu-ibunya di rumah. Tantangannya adalah, mengedukasi ibu-ibu rumah tangga agar memiliki kesibukan lain di rumah, agar waktu ibu-ibu tidak habis didepan televisi dan gossip dengan tetangga. Beraat karena kadang saya juga masih melakukannya.
Untuk saat ini saya fokus dalam membangun peradaban dari dalam rumah dahulu. Setelah urusan domestik selesai, baru melebarkan sayap ke ranah publik..semoga Allah mudahkan. Aamiin